Presiden Prabowo – Belakangan ini, pernyataan kontroversial Presiden Prabowo Subianto mengenai investasi saham menjadi perbincangan publik. Ia menyebutkan bahwa bagi masyarakat kecil, bermain saham bisa di ibaratkan seperti berjudi. Pernyataan ini tentu saja menimbulkan banyak reaksi dari berbagai pihak, terutama dari kalangan investor dan praktisi pasar modal. Sementara itu, otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengawasi dan mengawal agar berjalan sesuai aturan dan tidak merugikan masyarakat. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai pertanyaan Presiden Prabowo dan bagaimana peran OJK dalam menjaga integritas pasar modal.
Pandangan Presiden Prabowo Tentang Saham Sebagai Judi
Pernyataan Prabowo yang menyebutkan bahwa bermain saham bagi masyarakat kecil seperti berjudi, melepas dari pembukaan terhadap risiko yang dihadapi oleh investor ritel. Dalam konteks ini, Prabowo berpendapat bahwa sebagian besar masyarakat kecil yang terlibat dalam pasar saham belum memiliki pemahaman yang cukup mendalam mengenai risiko dan mekanisme pasar. Akibatnya, mereka cenderung berinvestasi dengan spekulasi tinggi tapi dasar analisis yang kuat, yang dalam pandangan Prabowo, lebih mirip dengan perjudian daripada investasi yang rasional.
Hal ini bisa terjadi karena tidak semua investor pemula memiliki pengetahuan yang memandikan tentang cara membuka kondisi pasar dan melakukan analisis fundamental atau teknikal.Mereka lebih sering tegang oleh fluktuasi harga saham yang bisa menguntungkan dalam waktu singkat tanpa mempertimbangkan risiko jangka panjang.Dengan kondisi ini, banyak masyarakat kecil yang akhirnya mengalami kerugian besar karena terjebak dalam pola pikir spekulatif, yang memang lebih mirip dengan perjudian dari pada investasi yang sehat.
Pasar Saham & Risiko Yang Di Hadapi Oleh Masyarakat Kecil
Saham memang menawarkan potensi keuntungan yang besar, namun juga mengandung risiko yang tinggi.Misalnya, saham-saham dengan volatilitas tinggi sering kali menarik perhatian investor yang mencari keuntungan cepat, namun tidak jarang menimbulkan kerugian dalam waktu singkat.Bagi masyarakat kecil yang tidak memiliki banyak pengetahuan atau pengalaman, memasuki pasar saham tanpa persiapan yang matang bisa menjadi sangat berisiko.
Selain itu, fenomena yang sering terjadi di pasar saham adalah “herd mentality”, yaitu ketika banyak investor mengikuti tren atau keputusan orang lain tanpa menganalisis terlebih dahulu.Hal ini semakin menyukai posisi mereka di pasar, dan pada akhirnya bisa berakhir pada kerugian besar. Dalam situasi seperti inilah pertanyaan Prabowo bisa dianggap relevan. Karena masyarakat kecil tanpa pengetahuan yang cukup cenderung berinvestasi dengan cara yang sangat spekulatif, hampir seperti berjudi.
OJK Pantau Kecurangan di Pasar Modal
Menyadari potensi dan kerugian yang bisa terjadi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran penting dalam menjaga integritas pasar Modal Indonesia.OJK bekerja untuk mengawasi pasar modal agar tidak ada praktik penipuan atau kejadian yang merugikan investor, terutama masyarakat kecil. Berbagai tindakan preventif dan kuratif dilakukan untuk memastikan modal pasar beroperasi dengan transparansi dan keadilan.
OJK telah mengembangkan berbagai mekanisme untuk mengamati dan memahami praktik-praktik yang mencurigakan di pasar modal. Seperti insider trading, manipulasi harga saham, dan penyebaran informasi yang diperdagangkan. Salah satu upaya yang dilakukan OJK adalah dengan membentuk sistem pelaporan dan pengawasan. Yang melibatkan teknologi canggih untuk mendeteksi potensi keadaan secara dini.
Pernyataan Presiden Prabowo yang menyebutkan bahwa bermain saham seperti bermain judi bagi masyarakat kecil memang memiliki dasar yang kuat. Mengingat banyaknya investor pemula yang masuk ke pasar saham tanpa pemahaman yang cukup tentang risiko dan mekanismenya. Namun, dengan adanya pengawasan dari OJK dan peningkatkan literasi keuangan. Masyarakat dapat lebih bijak dalam berinvestasi dan mengurangi potensi kerugian besar.
Baca Juga: Mengenal Dunia Crypto dan Tips Agar Cuan
